Selamat datang kembali di seri UX Design Process! Setelah kita berhasil mengumpulkan wawasan mendalam dari pengguna pada fase Empati, kini saatnya kita masuk ke fase kedua yang tak kalah penting: Mendefinisikan (Define).
Jika fase Empati adalah tentang mengumpulkan data yang luas, maka fase Define adalah tentang mempersempit fokus dan mengidentifikasi masalah inti yang paling penting untuk dipecahkan. Di sini, kita mengubah semua data mentah (raw data) menjadi wawasan yang bermakna dan dapat ditindaklanjuti.
Mengubah Wawasan Menjadi Masalah
Pada fase Empati, kita mungkin memiliki ratusan sticky notes dengan berbagai kutipan, pengamatan, dan emosi pengguna. Tanpa proses Define, semua informasi tersebut akan menjadi tumpukan data yang tidak berguna.
Tujuan utama dari fase ini adalah untuk merumuskan Problem Statement atau pernyataan masalah yang jelas dan terpusat pada pengguna. Problem Statement yang efektif akan menjadi kompas bagi seluruh tim, memastikan semua orang bekerja untuk memecahkan masalah yang sama.
Cara Merumuskan Problem Statement
Ada beberapa teknik yang bisa kamu gunakan untuk merumuskan Problem Statement yang kuat. Salah satu format yang paling umum adalah:
[Pengguna] membutuhkan [Kebutuhan] karena [Alasan/Wawasan].
Mari kita lihat contohnya:
- Data mentah: “Pengguna A frustrasi karena dia tidak bisa menemukan buku yang dia cari di situs web perpustakaan.”
- Problem Statement yang buruk: “Situs web perpustakaan harus memiliki navigasi yang lebih baik.”
- Problem Statement yang bagus: “Seorang pelajar membutuhkan cara untuk mencari buku dengan lebih efisien, karena navigasi situs web yang saat ini terlalu membingungkan.“
Dengan format ini, kita tidak hanya menyatakan masalah, tetapi juga menyertakan siapa penggunanya, apa kebutuhan spesifiknya, dan mengapa kebutuhan itu penting, yang didukung oleh wawasan dari fase Empati.
Alat-Alat untuk Fase Define
Untuk memproses data dan menghasilkan Problem Statement yang kuat, ada beberapa alat yang bisa kamu gunakan:
1. Empathy Map
Empathy Map adalah alat visual untuk merangkum wawasan yang kamu dapatkan. Peta ini dibagi menjadi beberapa bagian, seperti:
- Says: Apa yang dikatakan pengguna.
- Thinks: Apa yang mereka pikirkan.
- Does: Apa yang mereka lakukan.
- Feels: Apa yang mereka rasakan.
Dengan mengisi peta ini, kamu bisa melihat gambaran utuh dari pengalaman pengguna dan mengidentifikasi kesenjangan antara apa yang mereka katakan dan apa yang mereka lakukan.
2. User Persona
Persona adalah representasi fiktif dari target pengguna yang ideal. Persona dibuat berdasarkan data riset yang nyata dan mencakup informasi seperti nama, demografi, tujuan, motivasi, dan tantangan yang mereka hadapi. Persona membantu tim untuk berempati dengan pengguna seolah-olah mereka adalah orang sungguhan.
3. Affinity Mapping
Jika kamu memiliki banyak sticky notes, Affinity Mapping adalah teknik yang sempurna. Caranya adalah dengan mengelompokkan semua sticky notes dengan tema atau pola yang serupa. Proses ini membantu kamu menemukan tren dan wawasan utama yang mungkin terlewat.
Kesimpulan
Fase Define adalah jembatan penting antara pemahaman (Empathize) dan penciptaan ide (Ideate). Dengan meluangkan waktu untuk mendefinisikan masalah dengan benar, kita memastikan bahwa semua upaya desain yang kita lakukan selanjutnya akan terarah dan efektif. Problem Statement yang kuat akan menjadi panduan yang mencegah tim tersesat di tengah jalan.