Setelah mempelajari berbagai metrik untuk mengukur pengalaman pengguna, kini saatnya kita fokus pada salah satu metode riset kuantitatif dan kualitatif yang paling efektif: Usability Testing (Pengujian Kegunaan). Usability testing adalah proses mengamati pengguna saat mereka mencoba menyelesaikan tugas-tugas tertentu dengan produk Anda. Namun, keberhasilan pengujian ini sangat bergantung pada persiapan yang matang. Tanpa persiapan yang tepat, Anda bisa berakhir dengan data yang bias, tidak relevan, atau tidak dapat ditindaklanjuti.
Apa itu Usability Testing?
Usability testing adalah metode untuk mengevaluasi produk atau layanan dengan mengujinya pada pengguna nyata. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi masalah kegunaan, mengumpulkan data tentang efektivitas dan efisiensi produk, serta mengukur tingkat kepuasan pengguna. Berbeda dengan survei yang hanya mengandalkan jawaban, usability testing memberikan wawasan langsung tentang bagaimana pengguna berinteraksi dan apa yang mereka pikirkan di sepanjang alur penggunaan.
Tiga Pilar Utama Persiapan Usability Testing
Persiapan usability testing dapat dibagi menjadi tiga pilar utama: Mendefinisikan Tujuan, Menyiapkan Materi Pengujian, dan Merekrut Partisipan.
Pilar 1: Mendefinisikan Tujuan & Rencana
Ini adalah langkah pertama dan paling krusial. Sebelum Anda melakukan apa pun, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Apa tujuan utama dari pengujian ini? Apakah Anda ingin menguji alur onboarding? Mengetahui mengapa pengguna tidak menyelesaikan pembelian? Atau memvalidasi desain fitur baru? Tujuan yang jelas akan memandu seluruh proses.
- Hipotesis apa yang ingin Anda uji? Contoh: “Kami menduga pengguna kesulitan menemukan fitur ‘Keranjang Belanja’ karena ikonnya tidak jelas.”
- Tugas apa yang akan diberikan kepada partisipan? Tugas harus spesifik, realistis, dan dapat diukur. Hindari memberikan arahan yang terlalu jelas. Contoh: Jangan katakan “Klik tombol ‘Beli Sekarang’.” Ganti dengan “Coba beli produk X ini.”
- Metrik apa yang akan diukur? (Lihat kembali artikel sebelumnya tentang usability metrics). Anda bisa mengukur tingkat keberhasilan tugas, waktu penyelesaian, atau tingkat kesalahan.
Pilar 2: Menyiapkan Materi Pengujian
Setelah rencana tersusun, saatnya menyiapkan “alat perang” Anda.
- Skrip Pengujian (Test Script): Dokumen ini berisi semua yang akan Anda katakan selama sesi pengujian, mulai dari sambutan, pengantar, tugas-tugas, hingga pertanyaan-pertanyaan setelahnya. Skrip memastikan setiap sesi berjalan konsisten.
- Prototipe atau Produk yang Akan Diuji: Pastikan prototipe Anda berfungsi dengan baik dan siap untuk diuji. Cek kembali semua tautan dan interaksi. Jika Anda menguji produk yang sudah diluncurkan, pastikan Anda bisa merekam atau mencatat interaksi pengguna.
- Peralatan Rekaman: Siapkan perangkat lunak untuk merekam layar dan suara partisipan. Merekam ekspresi wajah dan gerakan tangan juga sangat dianjurkan.
- Kuesioner Pra dan Pasca Pengujian: Gunakan kuesioner singkat sebelum pengujian untuk mengumpulkan data demografi partisipan dan setelah pengujian untuk mengukur kepuasan mereka (misalnya, menggunakan System Usability Scale/SUS).
Pilar 3: Merekrut Partisipan yang Tepat
Kualitas riset Anda sangat bergantung pada partisipan. Merekrut orang yang salah akan menghasilkan wawasan yang tidak relevan.
- Identifikasi Kriteria Partisipan: Buat kriteria yang jelas tentang siapa target pengguna Anda. Pertimbangkan faktor demografi (usia, pekerjaan, lokasi) dan perilaku (apakah mereka pengguna aktif produk sejenis? Apakah mereka pernah menggunakan produk Anda sebelumnya?).
- Tentukan Jumlah Partisipan: Untuk pengujian formatif (yaitu, pengujian untuk menemukan masalah), lima partisipan biasanya sudah cukup untuk menemukan sebagian besar masalah kegunaan yang kritis. Menambah lebih banyak partisipan mungkin tidak memberikan wawasan baru yang signifikan, sebuah konsep yang dipopulerkan oleh Jakob Nielsen.
- Lakukan Penyaringan (Screening): Gunakan survei singkat atau panggilan telepon untuk memastikan calon partisipan memenuhi kriteria Anda sebelum mengundang mereka.
- Sampaikan Kompensasi: Tawarkan insentif yang layak kepada partisipan sebagai bentuk apresiasi atas waktu dan kontribusi mereka. Insentif bisa berupa uang tunai, voucher, atau hadiah lainnya.
Kesimpulan
Persiapan Usability Testing adalah fondasi yang menentukan apakah Anda akan mendapatkan wawasan yang berharga atau hanya data yang tidak berguna. Dengan merencanakan tujuan yang jelas, menyiapkan materi pengujian yang komprehensif, dan merekrut partisipan yang tepat, Anda akan selangkah lebih dekat untuk menemukan masalah kegunaan yang sebenarnya dan membangun produk yang lebih baik.
Setelah pengujian, jangan lupa untuk menganalisis data, membuat ringkasan temuan, dan mempresentasikan hasilnya kepada tim. Namun, itu adalah topik untuk artikel selanjutnya!