Selamat datang di seri tutorial Android Studio! Setelah pada tutorial sebelumnya kita berhasil melakukan instalasi, kini saatnya kita menyelami lebih dalam tentang lingkungan kerja kita. Memahami struktur proyek di Android Studio adalah langkah fundamental yang akan membantu Anda menavigasi, mengelola, dan membangun aplikasi dengan lebih efisien. Mari kita bedah bersama apa saja isi dari sebuah proyek Android.
Tampilan Utama: Project Explorer
Saat pertama kali Anda membuat proyek baru, di sisi kiri layar akan terlihat jendela Project. Jendela ini menampilkan semua file dan folder yang membentuk aplikasi Anda. Secara default, Android Studio akan menampilkannya dalam mode Android, yang mengelompokkan file berdasarkan jenisnya untuk memudahkan navigasi.
Terdapat dua direktori utama yang akan selalu Anda lihat di level teratas: app dan Gradle Scripts.
Direktori app
Direktori app adalah modul utama dari aplikasi Anda. Di sinilah sebagian besar “keajaiban” terjadi. Semua kode sumber, resource, dan konfigurasi inti aplikasi berada di dalam direktori ini. Mari kita lihat folder-folder penting di dalamnya:
1. manifests
Folder ini berisi satu file yang sangat krusial: AndroidManifest.xml. Anggap saja ini adalah “kartu identitas” dari aplikasi Anda. File ini berisi informasi esensial yang harus diketahui oleh sistem operasi Android sebelum dapat menjalankan aplikasi Anda, seperti:
- Nama Paket (Package Name): Pengenal unik untuk aplikasi Anda di Google Play Store.
- Komponen Aplikasi: Deklarasi semua Activity (layar), Service (proses latar belakang), Broadcast Receiver, dan Content Provider.
- Izin (Permissions): Izin yang dibutuhkan aplikasi untuk mengakses fitur perangkat keras atau data pengguna, misalnya akses internet, kamera, atau lokasi.
- Fitur Perangkat Keras dan Lunak: Mendeklarasikan fitur yang dibutuhkan, seperti NFC atau sensor tertentu, sehingga aplikasi hanya dapat diinstal pada perangkat yang kompatibel.
2. java
Di sinilah seluruh kode sumber aplikasi Anda (ditulis dalam bahasa Java atau Kotlin) berada. Folder ini terbagi menjadi tiga sub-direktori:
com.namaprojek.aplikasianda(source code): Ini adalah lokasi utama kode aplikasi Anda. Semua Activity, Fragment, Model, dan logika bisnis lainnya akan Anda tulis di sini.com.namaprojek.aplikasianda(androidTest): Folder ini digunakan untuk menulis tes instrumentasi (instrumentation tests), yaitu tes yang berjalan di perangkat atau emulator Android sungguhan. Fungsinya untuk menguji fungsionalitas aplikasi dalam lingkungan nyata.com.namaprojek.aplikasianda(test): Folder ini berisi tes unit (unit tests), yaitu tes yang berjalan di Mesin Virtual Java (JVM) lokal Anda tanpa memerlukan emulator. Tes ini ideal untuk menguji logika murni dari kode Anda (misalnya, fungsi kalkulasi) yang tidak bergantung pada komponen Android.
3. res (Resources)
Folder res adalah tempat untuk menyimpan semua aset non-kode. Semua yang berhubungan dengan tampilan dan nuansa aplikasi Anda disimpan di sini. Folder ini dikelola dengan sangat baik dan memiliki sub-direktori spesifik untuk setiap jenis resource:
drawable: Untuk semua gambar, ikon, dan bentuk grafis lainnya (file XML yang mendefinisikan bentuk atau warna).layout: Berisi file XML yang mendefinisikan antarmuka pengguna (UI) untuk setiap Activity atau Fragment Anda. Di sinilah Anda merancang tata letak tombol, teks, dan komponen visual lainnya.mipmap: Mirip dengandrawable, tetapi khusus digunakan untuk launcher icon (ikon aplikasi yang muncul di home screen). Android akan memilih ikon dari foldermipmapdengan kepadatan piksel yang paling sesuai dengan perangkat.values: Folder untuk menyimpan nilai-nilai statis dalam file XML. Ini termasuk:colors.xml: Mendefinisikan warna yang akan digunakan di seluruh aplikasi.strings.xml: Menyimpan semua teks statis. Menggunakan file ini sangat disarankan untuk memudahkan penerjemahan aplikasi ke bahasa lain.themes.xml(ataustyles.xml): Mendefinisikan tampilan dan gaya visual dari komponen UI, seperti tema aplikasi (mode terang/gelap), gaya tombol, dan lainnya.
Gradle Scripts
Gradle adalah sistem otomasi build yang digunakan oleh Android Studio untuk mengompilasi kode Anda, mengelola dependensi (library eksternal), dan mengemas semuanya menjadi file APK (Android Package Kit) atau AAB (Android App Bundle) yang siap untuk diinstal.
Ada beberapa file penting di sini:
build.gradle(Project: NamaProyekAnda): Ini adalah file konfigurasi Gradle untuk seluruh proyek. Pengaturan di sini berlaku untuk semua modul dalam proyek Anda. Biasanya, Anda akan mendefinisikan repositori dan versi plugin Gradle di sini.build.gradle(Module: app): Ini adalah file konfigurasi yang paling sering Anda modifikasi. Di sinilah Anda mengatur konfigurasi spesifik untuk modulapp, seperti:minSdkVersion: Versi Android minimum yang didukung.targetSdkVersion: Versi Android yang ditargetkan.versionCodedanversionName: Versi aplikasi Anda.dependencies: Tempat Anda menambahkan library pihak ketiga yang ingin digunakan dalam proyek, seperti Retrofit untuk jaringan atau Glide untuk memuat gambar.
settings.gradle: File ini memberitahu Gradle modul mana saja yang harus disertakan saat membangun proyek. Jika Anda memiliki proyek multi-modul, semua modul akan terdaftar di sini.
Kesimpulan
Meskipun pada awalnya terlihat rumit, struktur proyek Android Studio dirancang agar logis dan terorganisir. Dengan memahami peran setiap folder dan file, Anda akan dapat bekerja dengan lebih percaya diri dan efisien. Pada tutorial berikutnya, kita akan mulai fokus pada komponen-komponen utama seperti Activity dan Layout. Selamat mencoba!