Setelah memahami pentingnya UI Prototyping di artikel sebelumnya, kini saatnya kita menyelami lebih dalam mengenai berbagai tipe prototype yang bisa Anda gunakan. Memahami perbedaan antara tipe-tipe ini akan membantu Anda memilih pendekatan yang paling tepat untuk tujuan pengujian dan tahapan desain Anda.
Secara garis besar, tipe prototype dapat dikategorikan berdasarkan dua dimensi utama: fidelity (tingkat kerincian) dan interactivity (tingkat interaksi). Kombinasi dari kedua dimensi inilah yang menghasilkan berbagai macam bentuk prototype yang dapat kita manfaatkan.
Berdasarkan Tingkat Fidelity: Kembali ke Dasar
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, fidelity mengacu pada seberapa dekat prototype menyerupai produk akhir dari segi visual dan konten.
- Low-Fidelity (Lo-Fi) Prototypes:
- Karakteristik: Representasi visual yang sederhana dan abstrak. Fokus pada struktur, alur, dan fungsionalitas inti. Biasanya menggunakan elemen-elemen dasar seperti kotak, garis, dan teks placeholder.
- Contoh:
- Paper Prototypes (Prototipe Kertas): Sketsa layar antarmuka di atas kertas yang dihubungkan untuk mensimulasikan alur pengguna. Bisa melibatkan guntingan kertas yang dapat digerakkan untuk interaksi sederhana.
- Basic Digital Wireframes (Wireframe Digital Sederhana): Wireframe yang dibuat menggunakan alat digital dengan fokus pada tata letak dan hierarki informasi, tanpa detail visual yang mendalam.
- Keuntungan: Cepat dan murah dibuat, mudah diubah berdasarkan umpan balik awal, mendorong diskusi tentang konsep tanpa terdistraksi oleh detail visual.
- Ideal untuk: Validasi konsep dasar, pengujian alur pengguna awal, eksplorasi berbagai ide tata letak.
- High-Fidelity (Hi-Fi) Prototypes:
- Karakteristik: Representasi visual yang sangat mirip dengan produk akhir. Menggunakan warna, tipografi, ikon, gambar, dan bahkan terkadang konten yang sebenarnya.
- Contoh:
- Interactive Mockups (Maket Interaktif): Mockup visual yang statis namun memiliki area yang dapat diklik untuk mensimulasikan navigasi antar layar dan beberapa interaksi dasar. Dibuat menggunakan alat desain UI seperti Figma, Sketch, atau Adobe XD.
- Clickable Prototypes (Prototipe yang Dapat Diklik): Sekumpulan desain layar yang dihubungkan dengan hotspot untuk mensimulasikan alur pengguna yang lebih kompleks. Transisi antar layar dan animasi sederhana mungkin juga disertakan.
- Realistic Prototypes (Prototipe Realistis): Prototype yang sangat mendekati produk akhir dalam hal visual, interaksi, dan bahkan terkadang data (menggunakan data dummy). Dibuat menggunakan alat prototyping khusus seperti ProtoPie atau Framer yang memungkinkan interaksi dan animasi yang lebih canggih.
- Keuntungan: Memberikan gambaran yang akurat tentang tampilan dan nuansa produk akhir, sangat baik untuk pengujian kegunaan yang mendalam dan mendapatkan umpan balik spesifik tentang desain visual dan interaksi.
- Ideal untuk: Pengujian kegunaan tahap akhir, presentasi kepada pemangku kepentingan, spesifikasi desain untuk tim pengembang.
Berdasarkan Tingkat Interaksi: Seberapa Jauh Pengguna Bisa Berinteraksi?
Selain fidelity, tingkat interaksi juga merupakan faktor penting dalam mengklasifikasikan prototype.
- Low-Interactivity Prototypes:
- Karakteristik: Memungkinkan interaksi yang sangat terbatas. Biasanya hanya berupa klik antar layar yang telah ditentukan.
- Contoh: Paper prototypes, basic digital wireframes yang dihubungkan dengan hotspot sederhana.
- Fokus: Validasi alur navigasi dan pemahaman umum tentang bagaimana pengguna berpindah antar bagian produk.
- High-Interactivity Prototypes:
- Karakteristik: Mendukung berbagai macam interaksi yang lebih kompleks, seperti pengisian formulir, penggunaan dropdown, animasi, transisi, dan bahkan terkadang integrasi data dummy.
- Contoh: Clickable prototypes yang dibuat dengan alat desain UI modern atau alat prototyping khusus.
- Fokus: Pengujian detail interaksi, transisi antar elemen, umpan balik visual, dan keseluruhan pengalaman pengguna yang lebih mendalam.
Matriks Tipe Prototype
Untuk memvisualisasikannya, kita bisa membayangkan sebuah matriks dengan Fidelity di satu sumbu dan Interactivity di sumbu lainnya:
| Low Interactivity | High Interactivity | |
| Low Fidelity | Paper Prototypes, Sketsa Digital | Wireframe Digital dengan Link Sederhana |
| High Fidelity | Mockup Statis dengan Hotspot | Clickable Prototypes dengan Transisi & Animasi, Realistic Prototypes |
Kapan Menggunakan Tipe Prototype yang Mana?
Pemilihan tipe prototype yang tepat sangat bergantung pada tujuan pengujian, tahapan desain, dan sumber daya yang tersedia.
- Tahap Awal (Eksplorasi & Validasi Konsep): Lo-Fi prototypes dengan interaksi rendah sangat ideal untuk menguji ide-ide dasar dengan cepat dan murah. Fokusnya adalah pada alur dan struktur.
- Tahap Tengah (Penyempurnaan Alur & Tata Letak): Lo-Fi atau Hi-Fi prototypes dengan interaksi sedang (clickable) membantu dalam memvalidasi alur pengguna yang lebih detail dan mendapatkan umpan balik tentang tata letak dan navigasi.
- Tahap Akhir (Pengujian Kegunaan & Detail Interaksi): Hi-Fi prototypes dengan interaksi tinggi sangat penting untuk menguji kegunaan secara mendalam, mendapatkan umpan balik tentang detail visual dan interaksi, serta memvalidasi transisi dan animasi.
- Presentasi ke Stakeholder: Hi-Fi prototypes seringkali lebih efektif dalam mengkomunikasikan visi produk kepada klien atau pemangku kepentingan karena tampilannya yang lebih realistis.
Jangan Terlalu Terpaku pada Satu Tipe
Penting untuk diingat bahwa batasan antara tipe-tipe prototype tidak selalu kaku. Anda bisa saja memulai dengan paper prototype, lalu beralih ke wireframe digital yang lebih interaktif, dan akhirnya membuat hi-fi prototype yang sangat detail. Fleksibilitas dalam memilih dan menggabungkan berbagai teknik prototyping akan memberikan hasil yang optimal.
Memahami berbagai tipe prototype dan kapan menggunakannya adalah keterampilan penting bagi setiap desainer UX. Dengan memilih pendekatan yang tepat, Anda dapat menghemat waktu, mendapatkan umpan balik yang berharga, dan pada akhirnya, menciptakan produk digital yang lebih baik. Di artikel selanjutnya, kita akan mulai membahas secara lebih mendalam tentang bagaimana membuat Lo-Fi prototypes yang efektif.