Bayangkan Anda menggunakan sebuah aplikasi. Di halaman pendaftaran, Anda melihat tombol “Buat Akun”. Setelah masuk, di halaman profil, Anda menemukan tombol “Keluar”. Namun, saat Anda ingin menghapus postingan, pesan konfirmasinya bertanya, “Anda yakin ingin membatalkan item ini?”. Tiga interaksi, tiga gaya bahasa yang berbeda. Meskipun kelihatannya sepele, inkonsistensi seperti ini secara perlahan menggerogoti kepercayaan dan kenyamanan pengguna.
Inilah masalah yang ingin dipecahkan oleh Dokumentasi UX Writing.
Jika UX Writing adalah seni merangkai kata dalam antarmuka, maka dokumentasinya adalah kerangka kerja yang memastikan seni tersebut diterapkan secara konsisten, efisien, dan berkualitas di seluruh produk. Ini adalah single source of truth (satu-satunya sumber kebenaran) untuk semua hal yang berkaitan dengan teks di produk digital Anda.
Apa Sebenarnya Dokumentasi UX Writing?
Dokumentasi UX Writing adalah sebuah panduan terpusat yang berisi prinsip, aturan, dan contoh spesifik untuk setiap teks yang muncul di antarmuka pengguna (UI). Anggap saja ini seperti style guide visual yang mengatur penggunaan logo, warna, dan tipografi, namun fokusnya adalah pada kata-kata.
Dokumen ini bukanlah kamus statis, melainkan sebuah sumber daya hidup yang berevolusi bersama produk. Tujuannya bukan untuk membatasi kreativitas, tetapi untuk membebaskan tim dari keharusan membuat keputusan berulang kali, sehingga mereka bisa fokus pada tantangan komunikasi yang lebih kompleks.
Mengapa Anda Membutuhkannya Segera?
Membangun dokumentasi mungkin terdengar seperti pekerjaan tambahan. Namun, manfaat jangka panjangnya jauh melampaui usaha awalnya.
- Menjaga Konsistensi Merek: Ini adalah alasan utama. Konsistensi dalam bahasa memperkuat kepribadian (voice) merek Anda dan membuat pengalaman terasa lebih profesional dan dapat diandalkan.
- Meningkatkan Efisiensi Tim: Berapa kali seorang desainer atau developer bertanya, “Tombol ini sebaiknya diisi teks apa?” atau “Bagaimana format pesan error yang benar?”. Dokumentasi menghilangkan teka-teki ini, mempercepat alur kerja desain dan pengembangan.
- Memudahkan Skalabilitas: Saat tim atau produk Anda berkembang, dokumentasi memastikan setiap anggota baru—baik itu desainer, penulis, atau manajer produk—dapat dengan cepat memahami dan menerapkan gaya komunikasi yang sudah ada.
- Meningkatkan Kualitas Pengalaman Pengguna: Dengan adanya aturan yang jelas, kualitas teks di seluruh produk menjadi lebih baik. Pengguna mendapatkan pengalaman yang lebih jelas, lebih membantu, dan bebas dari kebingungan.
Komponen Inti dalam Dokumentasi UX Writing
Dokumentasi yang baik lebih dari sekadar daftar kata. Ia harus mencakup beberapa lapisan, dari yang paling filosofis hingga yang paling teknis.
1. Prinsip & Filosofi
Ini adalah fondasi dari panduan Anda. Jelaskan pendekatan umum Anda terhadap komunikasi. Contoh prinsip: “Jelas, Ringkas, dan Bermanfaat”, “Manusiawi, Bukan Robotik”, atau “Selalu Memberikan Langkah Selanjutnya”.
2. Voice and Tone
- Voice (Suara): Ini adalah kepribadian merek Anda yang konsisten. Apakah Anda seorang teman yang suportif, seorang ahli yang berwibawa, atau pelatih yang antusias? Definisikan 3-4 kata sifat yang menggambarkan voice Anda (misal: “Ramah, Jelas, Optimis”).
- Tone (Nada): Ini adalah ekspresi emosional dari voice Anda yang beradaptasi dengan situasi. Nada Anda akan berbeda saat menampilkan pesan sukses (misal: “Hore! Profil Anda berhasil diperbarui!”) dibandingkan saat menampilkan pesan kesalahan kritis (misal: “Tidak dapat memproses pembayaran. Silakan periksa kembali detail kartu Anda.”).
3. Panduan Gaya (Style Guide)
Ini adalah aturan main teknis penulisan.
- Tata Bahasa: Aturan kapitalisasi (Title Case vs. Sentence case), penggunaan tanda baca (kapan menggunakan titik, kapan tidak), format angka dan tanggal.
- Terminologi: Glosarium istilah spesifik produk. Apakah kita menyebutnya “Akun”, “Profil”, atau “Ruang Saya”? “Login” atau “Masuk”?
- Pilihan Kata: Daftar kata yang lebih disukai dan yang harus dihindari. Contoh: Gunakan “Pilih” bukan “Pilihkan”, hindari jargon teknis seperti “Otentikasi”.
4. Pustaka Komponen & Pola (Component Library & Patterns)
Ini adalah bagian paling praktis dan sering diakses. Berikan panduan dan contoh konkret untuk komponen UI yang umum.
- Tombol (Buttons): Aturan penulisan Call-to-Action (CTA). Gunakan kata kerja.
- Pesan Kesalahan (Error Messages): Formula standar: [Apa yang terjadi] + [Mengapa terjadi] + [Solusi/langkah selanjutnya].
- Keadaan Kosong (Empty States): Teks yang muncul saat belum ada data. Harus informatif dan mendorong tindakan.
- Notifikasi & Pesan Sukses: Panduan untuk memberikan konfirmasi yang jelas dan positif.
- Tooltips & Microcopy: Aturan untuk teks bantuan singkat.
Langkah Praktis Memulai Dokumentasi
- Lakukan Audit Konten: Kumpulkan tangkapan layar dari seluruh produk Anda. Analisis teks yang ada dan identifikasi inkonsistensi.
- Definisikan Fondasi: Mulailah dengan mendefinisikan Prinsip serta Voice and Tone bersama para pemangku kepentingan.
- Pilih Alat yang Tepat: Anda tidak perlu alat yang mahal. Notion, Google Docs, atau Confluence sudah lebih dari cukup untuk memulai. Nanti, Anda bisa beralih ke alat khusus seperti Zeroheight atau Frontify.
- Bangun Secara Bertahap: Jangan mencoba mendokumentasikan semuanya sekaligus. Mulailah dengan komponen yang paling sering digunakan, seperti tombol dan pesan kesalahan.
- Sosialisasikan: Pastikan seluruh tim tahu bahwa dokumen ini ada, di mana menemukannya, dan bagaimana cara menggunakannya. Jadikan ini bagian resmi dari alur kerja desain.
Dokumentasi UX Writing bukanlah proyek sekali jadi, melainkan sebuah komitmen untuk menjaga kualitas dan konsistensi. Ini adalah investasi yang akan terus memberikan hasil dalam bentuk efisiensi tim dan, yang terpenting, pengalaman pengguna yang lebih baik.