Meskipun User Flow adalah alat yang sangat berguna untuk memetakan perjalanan pengguna dalam menyelesaikan tugas, terkadang kita membutuhkan perspektif yang lebih luas atau fokus yang berbeda. Untungnya, terdapat beberapa framework dan diagram lain yang dapat melengkapi atau bahkan menjadi alternatif untuk User Flow, tergantung pada kebutuhan proyek dan tujuan analisis Anda.
Di artikel ketiga seri “User Flow” ini, kita akan menjelajahi beberapa framework penting lainnya yang membantu kita memahami interaksi pengguna dengan produk, memperluas wawasan kita di luar sekadar alur langkah demi langkah.
Framework Alternatif untuk Memahami Pengguna
Berikut adalah beberapa framework yang sering digunakan oleh para profesional UX dan desainer:
1. User Journey Map (Peta Perjalanan Pengguna)
Seperti yang telah disinggung di artikel pertama, User Journey Map memiliki fokus yang lebih holistik dibandingkan User Flow. Alih-alih hanya memetakan langkah-langkah tugas, User Journey Map menggambarkan seluruh pengalaman pengguna saat berinteraksi dengan produk atau layanan, dari awal hingga akhir (bahkan mungkin sebelum dan sesudah interaksi langsung).
Fokus Utama:
- Emosi dan Pikiran Pengguna: Memahami apa yang dirasakan dan dipikirkan pengguna di setiap tahap.
- Pain Points (Titik Kesulitan): Mengidentifikasi momen-momen frustrasi atau hambatan.
- Opportunities (Peluang): Menemukan area di mana pengalaman pengguna dapat ditingkatkan.
- Touchpoints (Titik Kontak): Memetakan semua titik interaksi pengguna dengan produk atau layanan, baik digital maupun fisik.
Kapan digunakan sebagai alternatif?
- Ketika Anda ingin memahami pengalaman pengguna secara keseluruhan, tidak hanya fokus pada satu tugas spesifik.
- Saat Anda ingin mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas pengguna.
- Ketika produk atau layanan Anda melibatkan banyak saluran (omnichannel experience).
2. Service Blueprint (Cetak Biru Layanan)
Service Blueprint adalah diagram yang memperluas User Journey Map dengan menambahkan lapisan yang menunjukkan proses dan sistem internal yang mendukung pengalaman pengguna. Ini sangat berguna untuk memahami bagaimana berbagai departemen, teknologi, dan proses bekerja sama untuk menyampaikan layanan.
Lapisan Tambahan Dibanding User Journey Map:
- Frontstage: Tindakan yang dilihat langsung oleh pengguna.
- Backstage: Tindakan yang terjadi di balik layar yang mendukung frontstage.
- Support Processes: Proses internal yang memungkinkan backstage berfungsi.
Kapan digunakan sebagai alternatif?
- Ketika Anda ingin memahami kompleksitas layanan secara menyeluruh.
- Saat Anda perlu mengidentifikasi inefisiensi atau potensi masalah dalam operasional layanan yang berdampak pada pengguna.
- Untuk menyelaraskan pemahaman antar tim yang berbeda (misalnya, tim desain, tim pengembangan, tim operasional).
3. Task Analysis (Analisis Tugas)
Task Analysis adalah proses pemecahan tugas yang kompleks menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan terstruktur. Tujuannya adalah untuk memahami secara mendalam bagaimana pengguna melakukan suatu tugas, termasuk tindakan fisik dan kognitif yang terlibat.
Fokus Utama:
- Langkah-langkah Detail: Mengidentifikasi setiap tindakan kecil yang dilakukan pengguna.
- Urutan Tindakan: Memahami urutan logis dari langkah-langkah tersebut.
- Keputusan Pengguna: Menganalisis pilihan atau keputusan yang dibuat pengguna di setiap tahap.
- Informasi yang Dibutuhkan: Menentukan informasi apa saja yang diperlukan pengguna untuk menyelesaikan tugas.
Kapan digunakan sebagai alternatif?
- Ketika Anda perlu memahami secara sangat detail bagaimana pengguna berinteraksi dengan antarmuka untuk tugas yang spesifik dan kompleks.
- Untuk mengidentifikasi potensi kesalahan pengguna atau area di mana pengguna mungkin mengalami kesulitan.
- Sebagai dasar untuk merancang antarmuka yang efisien dan mudah digunakan untuk tugas-tugas tertentu.
4. Flowchart (Diagram Alir)
Flowchart adalah diagram yang menggunakan simbol-simbol standar untuk merepresentasikan alur proses atau algoritma. Dalam konteks UX, Flowchart dapat digunakan untuk memvisualisasikan alur navigasi pengguna di dalam website atau aplikasi, atau alur logika sistem sebagai respons terhadap tindakan pengguna.
Fokus Utama:
- Alur Logika: Menunjukkan urutan tindakan dan keputusan secara struktural.
- Pilihan dan Percabangan: Menggambarkan berbagai kemungkinan jalur yang dapat diambil pengguna.
- Proses Sistem: Memvisualisasikan bagaimana sistem merespons interaksi pengguna.
Kapan digunakan sebagai alternatif?
- Ketika Anda ingin fokus pada logika dan struktur alur, terutama untuk tugas-tugas yang melibatkan banyak pilihan atau kondisi.
- Untuk memvisualisasikan alur navigasi website atau aplikasi secara keseluruhan.
- Sebagai alat komunikasi teknis dengan tim pengembang.
Memilih Framework yang Tepat
Tidak ada satu framework yang “terbaik” untuk semua situasi. Pilihan tergantung pada:
- Tujuan Anda: Apa yang ingin Anda pahami atau capai?
- Fokus Anda: Apakah Anda ingin melihat gambaran besar pengalaman, detail tugas, atau logika sistem?
- Kompleksitas Produk/Layanan: Seberapa rumit interaksi pengguna?
- Kebutuhan Tim: Framework mana yang paling mudah dipahami dan digunakan oleh tim Anda?
Seringkali, kombinasi dari beberapa framework dapat memberikan pemahaman yang paling komprehensif. Misalnya, Anda mungkin memulai dengan User Journey Map untuk memahami pengalaman pengguna secara luas, lalu membuat User Flow untuk memetakan tugas-tugas spesifik yang penting, dan menggunakan Task Analysis untuk mendalami interaksi yang lebih kompleks.
Dengan memperluas perspektif Anda di luar User Flow dan memahami kegunaan framework alternatif ini, Anda akan menjadi seorang profesional UX yang lebih serbaguna dan efektif dalam merancang pengalaman pengguna yang luar biasa.