Selamat datang kembali di seri “Define & Ideate”! Setelah memahami pentingnya tahap Define di artikel sebelumnya, kini saatnya kita terjun lebih dalam dan mempelajari bagaimana cara mempraktikkannya. Di artikel kedua ini, kita akan fokus pada langkah-langkah konkret dalam proses Define untuk membantu Anda merumuskan masalah yang jelas dan terarah.
Ingat, tujuan utama dari tahap Define adalah untuk menyaring semua informasi yang telah Anda kumpulkan selama fase Empathize dan mengubahnya menjadi definisi masalah yang spesifik, berpusat pada pengguna, dan dapat diselesaikan.
Metode Praktis dalam Define Process
Berikut adalah beberapa metode dan alat yang bisa Anda gunakan untuk mempraktikkan Define Process:
1. Affinity Diagram (Mengelompokkan Data)
Setelah melakukan riset, Anda mungkin memiliki banyak sekali catatan, kutipan wawancara, dan observasi. Affinity Diagram adalah cara visual untuk mengorganisir informasi ini berdasarkan tema atau keterkaitan.
Cara melakukannya:
- Tuliskan setiap temuan riset Anda pada catatan tempel (sticky notes). Satu ide atau kutipan per catatan.
- Tempelkan semua catatan di permukaan yang besar (dinding, papan tulis).
- Secara berkelompok (jika Anda bekerja dalam tim), mulailah mengelompokkan catatan-catatan yang memiliki kemiripan atau keterkaitan. Lakukan ini tanpa diskusi di awal.
- Setelah kelompok-kelompok terbentuk, berikan nama atau label pada setiap kelompok yang meringkas tema utama dari catatan-catatan di dalamnya.
Manfaat: Membantu Anda melihat pola dan tren dalam data riset Anda, mengidentifikasi masalah-masalah yang berulang, dan memahami hubungan antar berbagai temuan.
2. User Journey Map (Memetakan Pengalaman Pengguna)
User Journey Map adalah visualisasi dari langkah-langkah yang dilalui pengguna saat berinteraksi dengan produk, layanan, atau sistem Anda. Pemetaan ini tidak hanya mencakup tindakan pengguna, tetapi juga emosi, pikiran, dan pain points (titik kesulitan) yang mereka alami di setiap tahap.
Cara melakukannya:
- Identifikasi skenario atau tugas spesifik yang dialami pengguna.
- Petakan langkah-langkah yang diambil pengguna dalam skenario tersebut secara kronologis.
- Untuk setiap langkah, catat:
- Tindakan: Apa yang dilakukan pengguna?
- Pikiran: Apa yang dipikirkan pengguna?
- Perasaan: Apa yang dirasakan pengguna (emosi)?
- Pain Points: Kesulitan atau frustrasi apa yang dialami pengguna?
- Opportunities: Peluang apa yang muncul untuk meningkatkan pengalaman pengguna?
Manfaat: Membantu Anda memahami pengalaman pengguna secara holistik, mengidentifikasi momen-momen kunci yang bermasalah, dan menemukan peluang untuk intervensi desain.
3. Problem Statement (Merumuskan Pernyataan Masalah)
Setelah menganalisis data dan memetakan perjalanan pengguna, langkah selanjutnya adalah merumuskan Problem Statement yang jelas dan ringkas. Problem Statement adalah deskripsi singkat tentang masalah yang ingin Anda pecahkan.
Sebuah Problem Statement yang baik biasanya mengandung elemen-elemen berikut:
- Pengguna: Siapa yang mengalami masalah ini? Jelaskan karakteristik utama mereka.
- Kebutuhan: Apa kebutuhan pengguna yang tidak terpenuhi? Apa tujuan mereka?
- Insight: Apa wawasan penting yang Anda dapatkan dari riset Anda tentang mengapa kebutuhan ini tidak terpenuhi?
- Dampak: Apa konsekuensi negatif yang terjadi karena masalah ini?
Contoh Problem Statement:
Pengguna lansia yang tinggal di Malang kesulitan untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai acara komunitas lokal karena mereka tidak terbiasa menggunakan media sosial dan informasi seringkali hanya dibagikan secara online, yang mengakibatkan mereka merasa terisolasi dan ketinggalan informasi mengenai kegiatan yang mungkin mereka nikmati.
4. “How Might We” (HMW) Questions (Mencari Peluang Inovasi)
Setelah memiliki Problem Statement yang solid, ubahlah masalah tersebut menjadi serangkaian pertanyaan “How Might We” (HMW). Pertanyaan HMW adalah cara yang bagus untuk memicu pemikiran kreatif dan membuka berbagai kemungkinan solusi.
Cara melakukannya:
- Ambil Problem Statement Anda dan ubah setiap elemennya menjadi pertanyaan yang dimulai dengan “Bagaimana kita bisa…?”
- Tujuannya adalah untuk menghasilkan banyak pertanyaan yang berbeda, yang terlalu luas maupun terlalu sempit.
Contoh, berdasarkan Problem Statement di atas:
- Bagaimana kita bisa membuat informasi acara komunitas lokal lebih mudah diakses oleh lansia di Malang?
- Bagaimana kita bisa menjangkau lansia yang tidak aktif di media sosial dengan informasi acara?
- Bagaimana kita bisa mengurangi rasa terisolasi pada lansia di Malang melalui partisipasi dalam acara komunitas?
- Bagaimana kita bisa membuat proses mendapatkan informasi acara menjadi lebih intuitif bagi lansia?
Manfaat: Pertanyaan HMW mendorong Anda untuk berpikir di luar batasan solusi yang sudah ada, membuka ruang untuk ide-ide yang lebih inovatif dan beragam.
Langkah Selanjutnya: Menuju Ideate
Dengan melakukan praktik Define Process menggunakan metode-metode di atas, Anda akan memiliki pemahaman yang jauh lebih tajam tentang masalah yang ingin Anda pecahkan. Problem Statement dan pertanyaan HMW yang telah Anda rumuskan akan menjadi landasan yang kuat untuk melangkah ke tahap selanjutnya: Ideate.